DP3A Kukar dan Pengadilan Agama Tenggarong Jalin Sinergi Kuatkan Program GeNCAR
Tenggarong | www.pa-tenggarong.go.id
Tenggarong, 11 Juli 2025 – Upaya pencegahan pernikahan anak di Kutai Kartanegara (Kukar) semakin diperkuat. Hari ini, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kukar, H. Hero Suprayetno S.Sos., M.Si., melakukan kunjungan konsolidasi terkait pelaksanaan program Gerakan Cegah Nikah Anak Kukar (GeNCAR) ke Pengadilan Agama (PA) Tenggarong. Dalam kunjungan ini, Plt Kadis didampingi oleh Kepala Bidang Peningkatan Kualitas Keluarga dan Pemenuhan Hak Anak, Ibu Nurul Fitriningsih, SKM, MPH.
Kunjungan ini disambut hangat oleh Ketua PA Tenggarong, YM Bapak Samsul Bahri, S.H.I., M.H., didampingi oleh Hakim YM Ibu Umaeroh Nur Sabighoh, S.H., M.H., dan Sekretaris Ibu Tuti Saidah, S.H.I. Diskusi awal dilakukan di ruang Ketua PA, membahas langkah-langkah strategis untuk mengoptimalkan program GeNCAR.
"Kunjungan ini merupakan wujud komitmen DP3A Kukar untuk terus bersinergi dengan seluruh pihak terkait dalam upaya pencegahan pernikahan anak. Pengadilan Agama memiliki peran krusial dalam hal ini, dan kami berharap kolaborasi ini dapat semakin efektif," ujar Plt Kadis DP3A, H. Hero Suprayetno S.Sos., M.Si.
Setelah berdiskusi, rombongan DP3A juga diajak berkeliling melihat langsung fasilitas dan mekanisme kerja di Pengadilan Agama Tenggarong, termasuk kunjungan ke Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). Hal ini bertujuan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang proses yang ada di PA, yang nantinya dapat mendukung koordinasi program GeNCAR.
Kerja sama antara DP3A Kukar dan Pengadilan Agama Tenggarong menjadi kunci utama keberhasilan program GeNCAR. DP3A bertugas melakukan edukasi, sosialisasi, dan pencegahan di tingkat masyarakat, sementara Pengadilan Agama memiliki kewenangan dalam proses dispensasi nikah. Kolaborasi yang erat ini diharapkan dapat menciptakan sistem perlindungan anak yang lebih kuat dan komprehensif.
Kedua belah pihak sepakat untuk terus meningkatkan koordinasi, berbagi data, dan merumuskan langkah-langkah bersama agar upaya pencegahan pernikahan anak dapat berjalan lebih optimal. Dengan sinergi ini, diharapkan masa depan anak-anak di Kutai Kartanegara dapat terlindungi dari dampak negatif pernikahan dini. (Bsn)
